REVIEW MATERI PENGOLAHAN TERMAL
“PEMANGGANGAN”
Oleh :
Nama : Anis Rohmah
NIM : 165040101111054
Kelas : E
Dosen
Pengampu : Indria P, STP, Msi
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1. Prinsip
Pemanggangan
Pemanggangan merupakan proses pengolahan
pangan yang digunakan untuk mengubah mutu bahan pangan dengan cara mengurangi
kadar air yang ada dalam bahan pangan, menggunakan udara panas sebagai media
panas (Safardan, 2012).
Pada pemanggangan di dalam oven terdapat
3 proses perpindahan panas, yaitu konveksi, konduksi, dan radiasi. Proses
konveksi terjadi pada saat udara panas bersentuhan dengan bahan pangan yang
dipanggang tanpa medium perantara (hanya melalui udara). Proses konduksi
terjadi pada saat pindah panas ke bahan melalui medium penghantar dalam hal ini
adalah logam dari loyang. Proses radiasi terjasdi saat adanya pantulan panas
dari sekeliling dinding pada oven listrik tersebut yang berasal dari sumber
panas dalam oven (Safardan, 2012).
Semakin kecil ketebalan suatu bahan maka
semakin cepat proses pemanggangan hal ini disebabkan karena perbedaan
suhu,kadar air,karakteristik,dan dimensi bahan tersebut. Prinsip dari proses
pemanggangan adalah pindah panas (konveksi, konduksi, dan radiasi) dan pindah massa
(kandungan air pada bahan berpindah ke udara, yang akan menyebabkan perubahan
massa bahan) (Safardan, 2012).
2. Tujuan
Pemanggangan
Menurut Fellows (dalam
Rakhmah, 2012) Tujuan dari proses pemanggangan yaitu
a.
Untuk meningkatkan sifat sensori dan memperbaiki
palatabilitas dari bahan pangan.
b.
Pemanggangan juga dapat menghancurkan enzim dan
mikroorganisme serta menurunkan aktivitas air (aw) sehingga dapat mengawetkan
makanan.
3. Pemanggangan
Pada Roti
Menurut Rahmi dan Matz (dalam Rakhmah,
2012) Suhu pemanggangan sangat mempengaruhi tingkat kematangan produk yang
dihasilkan. Suhu pemanggangan juga mempengaruhi waktu yang dibutuhkan oleh
adonan yang menjadi produk sesuai yang diinginkan, Suhu dan waktu pemanggangan
di dalam oven tergantung pada jenis oven dan jenis produk. Makin sedikit
kandungan gula dan lemak, suhu pemanggangan dapat lebih tinggi. Kemudian
menurut Suryo (dalam Rakhmah, 2012) Suhu pembakaran untuk setiap jenis cake
maupun roti berbeda-beda tergantung formula, ukuran dan jumlah cake maupun roti
yang akan dibakar, ukuran loyang dan kadar air adonan. Formula cake maupun roti
yang banyak mengandung gula, lemak dan telur, suhu yang digunakan untuk
pembakaran semakin rendah (< 177°C). Hal ini bertujuan untuk memperlambat
pembentukan kerak sehingga tidak menghambat perambatan panas ke dalam kue dan
kue matang secara menyeluruh.
Menurut Koswara (2009) suhu dan waktu
Roti dipanggang di oven adalah pada suhu 150°C selama ± 11 menit sampai warna
roti kuning kecoklatan (tergantung jenis roti dan ketebalan roti). Beberapa
menit pertama setelah adonan masuk oven, terjadi peningkatan volume adonan
cepat. Pada saat ini enzim amilase
menjadi lebih aktif dan terjadi perubahan pati menjadi dekstrin adonan menjadi
lebih cair sedangkan produksi gas karbondioksida meningkat. Pada suhu sekitar
50-60 °C, aktivitas metabolisme khamir meningkat, sampai terjadi perusakan
khamir karena panas berlebihan. Pada
saat suhu mencapai sekitar 76 °C, alkohol dibebaskan serta menyebabkan peningkatan
tekanan dalam gelembung udara. Sejalan
dengan terjadinya gelatinisasi pati, struktur gluten mengalami kerusakan karena
penarikan air oleh pati. Di atas suhu 76
°C terjadi penggumpalan gluten yang
memberikan struktur crumb. Pada akhir
pembakaran , terjadi pembentukan crust serta aroma. Pembentukan crust terjadi
sebagai hasil reaksi maillard dan karamelisasi gula.
Penggunaan Suhu Yang tidak sesuai saat
proses pemanggan dapat menurunkan kualitas produk yaitu, suhu terlalu rendah:
air berkurang banyak dan volume meningkat, akibatnya crumb menjadi lemah dan
kering sedangkan apabila suhu terlalu tinggi: kualitas cake jelek karena crumb
tidak matang, volume kecil, crumb tidak beraturan (Rakhmah, 2012).
4. Metode
Pemanggangan Pada Roti
Pada pemanggan peralatan yang
digunakan adalah oven (Safardan,
2012). Oven untuk pemanggangan terdiri dari beberapa jenis, meliputi : statis
oven, tunnel oven, dan blower oven. Oven tunnel biasanya digunakan pada
industri besar dimana produk yang dipanggang berjalan pada mesin (dioperasikan
dengan komputer). Untuk
statis oven biasnya digunakan pada skala rumah tangga, sumber panas berasal dari
api kompor ataupun listrik. Sedangkan oven blower, panas untuk pemanggangan
berasal dari udara panas yang dihembuskan ke produk.
Untuk oven yang digunakan untuk memangggang
produk roti bisa menggunakan ketiga jenis oven tersebut tersebut tergantung
skala produksi, apabila produk
yang diproduksi berskala besar seperti industry maka oven yang digunakan adalah
oven tunnel, sedangkan untuk skala rumah tangga umumnya menggunakan oven jenis
statis. Ketiga oven terebut dapat digunakan untuk memanggang produk roti
sebab ketiga jenis oven tersebut dapat disesuaikan suhu pemanggangannya (Safardan, 2012).
5. Perubahan Mutu Roti Akibat Pemanggangan Perubahan mutu roti akibat
pemanggangan meliputi :
a.
pembentukan crust serta aroma. Pembentukan crust
terjadi sebagai hasil reaksi maillard dan karamelisasi gula (Koswara, 2009).
b.
perubahan pada kulit maupun pada remah ku/roti yaitu terjadi reaksi pencoklatan akibat
peristiwa karamelisasi dan terbentuknya ikatan antara gula dan protein. Selain
itu juga terjadi dekomposisi pati oleh panas dan pembentukan dekstrin.
Reaksi-reaksi itu menghasilkan komponen flavor dan rasa (Pomeranz dan
Shellenberger, dalam Rakhmah, 2012).
c.
Menurut Haris dalam (SITORESMI, 2012)pengolahan pangan
menggunakan suhu tinggi termasuk pemanggangan memberikan pengaruh yang
menguntungkan dan merugikan. Keuntungan pengolahan pangan dengan suhu tinggi
dapat meningkatkan daya cerna pada makanan sedangkan kerugian yang disebabkan
oleh panas dapat mendegradasi zat gizi. Pengolahan panas mungkin dapat
memperpanjang dan menaikkan ketersediaan bahan pangan untuk konsumen, tetapi
bahan pangan tersebut mungkin mempunyai kadar gizi lebih rendah dibanding
dengan keadaan segarnya.
Daftar Pustaka
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti . Seri Teknologi Pangan
Populer (Teori dan Praktek): Ebookpangan.Com ,2009.
RAKHMAH, YAUMIL. 2012. Studi Pembuatan Bolu Gulung Dari Tepung Ubi
Jalar (Ipomoea Batatas L) . Makassar : Universitas Hasanuddin Makassar,
2012.
Safardan, Eddy Fadillah. 2012. Pemanggangan Dan
Penggorengan. Bogor : Institut
Pertanian Bogor, 2012.
Sitoresmi, Mega Ayu Kadesti. 2012. Pengaruh Lama
Pemanggangan Dan Ukuran
Tebal Tempe Terhadap Komposisi Proksimat Tempe
Kedelai . Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta , 2012.
hy
BalasHapus